LAPORAN
STUDI KE CHINA
MANAJEMEN PARTAI DAN KADERISASI
PARTAI
KOMUNIS CHINA (PKC)
KUNJUNGAN
STUDI SPESIFIK
KE
KOMITE SENTRAL PARTAI KOMUNIS CHINA
(PKC)
(
SHANGHAI – GUIZHOU – BEIJING )
14
– 23 OKTOBER 2013
Oleh
: Andaru Satnyoto
JAKARTA,
28 OKTOBER 2013
LAPORAN
STUDI
MANAJEMEN
PARTAI DAN KADERISASI PKC
I.
Catatan
Pengantar
Pada bulan pertengahan
bulan Oktober lalu, tepatnya 13 – 23 Oktober 2013, penulis mendapat kesempatan
untuk menjadi salah satu anggota delegasi atau Tim Kunjungan Studi ke China.
Tim ini merupakan delegasi yang diutus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi
Perjuangan (DPP PDI Perjuangan).
Kunjungan selama 10 hari tersebut, kami berkesempatan mengunjungi berbagai
komunitas di Shanghai, Guizhou dan Beijing. Di Beijing kami secara khusus dua
hari mendiskusikan perkembangan politik China. Kunjungan ke China ini bukan
untuk mempelajari ajaran ideologi Marxisme-Leninsmenya, tetapi lebih pada
mempelajari manajemen kepartaian dan kaderisasi sebagai inti usaha menopang
keberlanjutan partai dan perannya dalam suatu negara.
Hal ini perlu penulis
tegaskan, karena pada waktu kami berangkat ada yang memberitakan seolah-olah
kami mau belajar komunisme, belajar dan mengkopi ideologi PKC. Jelas ini
merupakan usaha disinformasi bahkan cenderung memfitnah, karena bagi kami, di
PDI Perjuangan persoalan ideologi telah selesai, telah final bahwa ideologi PDI
Perjuangan adalah Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,
sesuai jiwa dan semangat lahirnya 1 Juni 1945. Hal ini sekaligus penegasan
keyakinan bahwa PDI Perjuangan lahir memiliki akar sejarah perjuangan
kemerdekaan sejak pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI), proses pendirian
negara kebangsaan Indonesia 1945 dan perjuangan menegakkan negara Indonesia
yang demokratis, adil dan makmur sesuai cita-cita bangsa, cita-cita proklamasi
17 Agustus 1945. PDI Perjuangan memiliki sejarah panjang sejak sebelum revolusi
kemerdekaan dan berlangsung hingga saat ini.
Tulisan berikut ini
merupakan rangkuman hasil studi, diskusi dengan nara sumber sekolah partai PKC Beijing,
buku organisasi PKC, bahan-bahan tertulis yang didapat dalam perjalan studi ini,
dan refleksi pemikiran yang kami pelajari selama di China. Laporan studi ini
bersifat umum, sedangkan detil laporan kronologis perjalanan tersebut dibuat
tersendiri. Perlu penulis tegaskan juga,
bahwa tulisan ( laporan ) ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan
mencerminkan pandangan DPP PDI Perjuangan maupun Komite Sentral PKC.
II.
Latar
Belakang
Dalam pidato Ketua Umum
PDI Perjuangan Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri pada saat Kongres III Bali, 2010,
dengan penuh rasa keprihatinan (dengan pernyataan: saya berduka), bahwa telah
terjadi kekeliruan dalam kehidupan kepartaian di Indonesia dewasa ini. Partai
telah dianggap sebagai alat (kendaraan) politik belaka, menjadi alat untuk
bagi-bagi kursi kekuasaan dan alat bagi-bagi
rejeki dan keuntungan individu semata. Beliau secara tegas mengkritik anggapan dan kenyataan yang berkembang, bahwa
partai bukan lagi alat ideologi, alat perjuangan rakyat, tetapi alat akumulasi
ekonomi. Partai menjadi sarana transportasi cepat mencapai keuntungan (dan
akumulasi) ekonomi individual, bukan lagi sebagai sarana untuk mewujudkan
kepentingan rakyat, kesejahteraan rakyat, kepentingan bersama sebagai bangsa.
Oleh karena itu PDI
Perjuangan memutuskan untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh dalam diri
PDI Perjuangan, sebagai pelopor partai-partai di Indonesia untuk kembali ke
jalan partai yang benar, kembali ke sejarah asalnya menjadikan partai sebagai
alat perjuangan rakyat, alat kepentingan bersama bangsa, kembali sebagai partai
ideologi. Jadi prinsip partai kembali ke
jalan ideologi bukan sekedar wacana ajaran (doktrin) tetapi mencakup seluruh
gerak ke dalam (konsolidasi) dan aksi atau gerak ke tengah basis massa rakyat
dan gerak mengaktifkan pembangunan negara yang sejalan dengan ideologi negara
yang juga merupakan ideologi PDI Perjuangan.
Secara konseptual dan
pragmatis gerakan ini mempertemukan dua segi tiga sama sisi : Satu segitiga : Ajaran (doktrin) – Lembaga (organisasi) – Kader dan Massa.
Satu segitiga berikutnya : Pembangunan kader – Pembangunan Partai –
Pembangunan negara. Inti arah pembagunan negara itu sejalan dengan doktrin
ajaran / ideologi partai yang bermuara pada kesejahteraan rakyat, (pernyataan
simbolik ajaran PKC, kebetulan sama persis dengan pernyataan ke PDI Perjuangan:
Berjuang untuk (memperjuangkan) kesejahteraan rakyat).
Dalam pembangunan
partai, pembangunan kader dan pembangunan negara (nasional) sejalan dengan
proses pengembangan doktrin partai, organisasi partai dan pembagunan kader dan
kaderisasi. Hal ini sejalan dengan salah satu pernyataan Bung Karno bahwa, suatu ajaran, hanya dapat
menjadi kenyataan yang hidup; hanya dapat menjadi kebenaran nyata yang punya
makna bagi kehidupan; jika diupayakan dengan suatu langkah perjuangan (dalam makna seluas-luasnya dan
sesungguh-sungguhnya).
Dalam sistem politik
dan kepartaiannya di China terdapat kaitan erat antara pengelolaan partai dan
pengelolaan negara. Secara
pragmatis pengelolaan kekuasaan tampil
dalam model rangkap jabatan kedudukan atau kekuasaan partai dengan jabatan atau
kekuasaan negara. Inilah sistem yang oleh banyak analis sebagai ”interlocking
system” pemerintahan. Rangkap jabatan ini berlangsung hampir di semua
level kepengurusan utama partai dan pejabat negara. Misalnya Sekjen PKC Xi
Jinping adalah juga Presiden Republik Rakyat China, Sekjen PKC Propinsi Guizhou
juga menjadi Gubernur Guizhou dan seterusnya
sampai pada level pemerintahan terendah pada county dan lain-lain.
Kritik umum (biasanya
berdasarkan analisis model politik demokratik liberal) yang dilontarkan
terhadap model pengelolaan politik China dengan model ini adalah bahwa model
politik China dikelola secara oligarkis. Namun untuk mengurangi dampak negatif sifat
oligarkis ini para pemimpin PKC terutama sejak reformasi Deng Xiaoping 1978, tampaknya
menekankan pentingnya proses pemilihan pimpinan dengan standar tertentu, jasa
pengabdian dan prestasi (merit
system). Ujung dari tim oligarkis ini adalah Komite
Tetap Politbiro Komite Sentral PKC, yang saat ini terdiri dari 7 orang. Anggota
Komite Tetap ini yaitu: Xi Jinping (Presiden),
Li Keqiang (PM), Zhang Dejiang, Yu Zhengsheng, Liu Yunshan, Wang Qishan, Zhang
Gaoli.
III. III.Manajemen
Dan Pembangunan Partai
III.A. Struktur Partai
Partai
Komunis China (PKC) meyakini sebagai
partai yang ditakdirkan sejarah untuk
memimpin rekonstruksi China modern, setelah runtuhnya dinasti Qing (1644
-1911). Pasca dinasti Qing, situasi China terpecah, lemah dan dibawah
pendudukan Jepang. Akhirnya pada 1 Oktober 1949, PKC berhasil menguasai seluruh
China daratan (minus Taiwan) dan Ketua Mao memproklamasikan Republik Rakyat
China. PKC menjadi alat progresif untuk memimpin dan menyatukan rakyat menuju
masyarakat sosialisme di tanah air China yang bersatu. PKC menjadi “ruling party”
yang mengelola kekuasaan negara di RRC hingga saat ini.
PKC
merupakan partai yang yang sentralistik dan solid, yang diorganisir secara
integral terpusat. Mereka menyebutkan sistem perpolitikan partai ini seperti
satu badan yang utuh menyatu (integral) dan disebut sebagai sentralisme demokratis.
Segala sesuatu dapat didiskusikan, diperdebatkan dan dicoba untuk dilaksanakan
(untuk memperbaiki keadaan) dibawah
pimpinan PKC (under the leadership of China Communist Party). Semua kebijakan
dan keputusan berasal dari pusat (Kongres Nasional PKC / Komite Sentral / Polit
Biro / Komite Tetap Polit Biro PKC), Komite (pengurus) partai dibawahnya hanya
menjalankannya. Apabila ada ketidaksepahaman, maka pengurus partai harus meminta
ijin dari pusat. Pengurus partai dilarang membuat pernyataan (mempublikasikan)
pendapatnya tersebut.
Sebagai
organisasi yang dinamis, pengelolaan partai mengalami terus menerus perbaikan
hingga saat ini. Secara sederhana atau
mudahnya, struktur partai dibagi tiga tingkat (level). Pertama, badan tertinggi
adalah Kongres Nasional PKC dan Komite Sentral PKC yang dipilih oleh Kongres. Kedua
adalah level tengah yaitu antara Kongres dan Organisasi PKC Basis (Pengurus
primer) ada Badan Pengurus Lokal PKC. Ketiga, level basis pengurus lokal
bisa pada level komunitas atau cabang partai pada unit lembaga perusahaan atau
pemerintah. Pada level basis sebenarnya kepengurusan justru relatif otonom,
dalam arti kebijakan partai dari hari ke hari bisa dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan lokal. Di level paling bawah ini kebijakan dari pusat masih dapat
disesuaikan dengan ijin dari Komite partai diatasnya. Sedangkan pada level
tengah pada dasarnya hanya sebagai pelaksana kebijakan dan keputusan pusat
III.B.Organ
Partai
Organ-organ kepartaian,
dan sistem organisasi partai mencakup sebagai berikut:
1. Kongres nasional PKC.
Kongres
Nasional PKC merupakan badan tertinggi partai yang bersidang setiap 5 tahun
sekali (peserta bisa ribuan orang). Dalam pelaksanaan sehari-hari kewenangan
Kongres dilaksanakan oleh Komite Sentral PKC, yang melakukan sidang pleno
setiap tahun. Sedangkan pelaksana kewenangan dan kekuasaan Komite Sentral sehari-hari,
secara riil dikelola oleh Polit Biro (Biro Politik) Komite Sentral PKC dan
Pelaksana tugas sehari-hari Polit biro oleh Komite Tetap Polit Biro yang pada periode
2012 – 2017 ini terdiri dari 7 orang. Oleh arena itu di lingkungan masyarakat
China sering disebut sebagai Top Seven. Top seven ini dipimpin oleh Sekjen PKC
saat ini yaitu Xi Jinping, yang juga merangkap sebagai anggota Polit Biro dan
juga Presiden RRC. Biasanya setelah Kongres PKC (biasanya bulan Nopember atau
Desember), akan diadakan Kongres Rakyat Nasional RRC semacam Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR di Indonesia) untuk menetapkan Presiden, pimpinan
lembaga negara, kebjakan negara dan sebagainya. Secara riil biasanya semua
sudah diatur sebelumnya melalui proses Kongres Nasional PKC.
Tugas
dan kekuasaan Kongres nasional PKC, adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan
dan mengevaluasi laporan Komite Sentral PKC.
2. Mendengarkan
dan mengevaluasi laporan Komisi Pusat Disiplin Partai.
3. Membahas
dan memutuskan isu-isu besar ( major question ) berkaitan dengan kehidupan
partai.
4. Merevisi
dan menetapkan konstitusi partai.
5. Memilih
Komite Sentral PKC.
6. Memilih
Komite Disiplin Partai Pusat.
2. Kongres Partai Lokal / Wilayah
Kongres partai pada
struktur lokal seperti tingkat propinsi, kota besar, region / daerah otonom,
kota yang dibawah langsung pemerintah pusat, perfektur otonom, dilaksanakan
setiap lima tahun sekali. Fungsi dan kekuasaan Kongres lokal sebagai berikut:
1. Mendengarkan
dan mengevaluasi laporan Komite Partai Daerah.
2. Mendengarkan
dan mengevaluasi laporan Konite Disiplin partai daerah.
3. Mendiskusikan
dan memutuskan isu-isu penting daerah.
4. Memilih
Komite Partai Daerah dan Komite Disiplin Partai Daerah untuk lima tahun
kedepan.
3. Rapat Umum Anggota
Pada
level basis partai pertemuan semacam kongres untuk memilih Komite dan
mengevaluasi kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Rapat Umum Anggota. Rapat
tersebut dilaksanakan secara berbeda jadwal waktunya antara 2 tahun, 3 tahun
atau lima tahun mengikuti masa bakti komite setempat.
Komite
partai di organisasi partai tingkat basis yaitu semacam komite desa, komite
komunitas (kota) dan cabang partai di
lembaga, perusahaan,BUMN, universitas dan lain-lain merupakan ujung terdepan
partai. Semua pejabat yang merintis karier politik akan dinilai lebih bila
pernah dan sukses mengurus partai tingkat basis. Pengurus basis ini dipilih untuk waktu 3 atau
lima tahun, cabang partai untuk waktu 2
atau 3 tahun.
Fungsi dan kerja atau tugas utama
komite basis yaitu:
1.
Untuk Menyebarkan dan menjalankan garis
komando partai, kebijakan dan prinsip-prinsip serta keputusan-keputusan Komite
Sentral PKC dan organisasi partai diatasnya serta keputusan sendiri organisasi
basis.
2.
Untuk Mengorganisir anggota partai untuk
senantiasa mempelajari ideologi partai: Marxisme-Leninisme, Pemikiran Mao
Zedong, Teori Deng Xiaoping dan representasi tiga pemikiran tersebut, dan model ilmiah perkembangan pembangunan dan kebijakan partai, keputusan partai dan garis partai; mencari pengetahuan untuk
perbaikan partai dan belajar ilmu, kebudayaan, hukum dan pengetahuan khusus
untuk pekerjaannya.
3.
Untuk mendidik dan mensupervisi dan
melayani anggota-anggota partai; dan mendorong setiap anggota meningkatkan
kualitas dirinya, menjaga semangat partai dan mendorong partisipasi anggota
dalam kegiatan partai, membuat kritik dan otokritik, menjaga dan mengawasi
disiplin partai, mengawasi anggota dalam menjalankan tugas partai.
4.
Menjaga ikatan yang kuat dengan massa
(rakyat), secara terus menerus mencari masukan (kritik) dan pendapat rakyat
tentang anggota dan kerja partai; mengamankan hak-hak dan kepentingan massa dan
melaksanakan ajaran ideologi dan kerja-kerja politik secara efektif.
5.
Memberikan ruang kreatif dan inisiatif
bagi anggota dan massa rakyat untuk menemukan, merawat dan merekomendasikan
orang-orang, anggota dan kader partai yang memilik keahlian dan kemampuan yang
diperlukan dalam membangun modernisasi sosialis China.
6.
Mendidik dan nelatih aktifis-aktifis
partai (anggota) baru, aktif merekrut
anggota-anggota baru dari masyarakat strategis pekerja dan anak-anak muda
berbakat.
7.
Mengawasi kader-kader partai dan non
partai untuk taat hukum dan administrasi kader; dan mengawasi disiplin dan
status ekonomi kader dan memastikan bahwa tak ada kader yang menghalangi atau
mengambil keuntungan dari negara atau mengambil keuntunanan dari negara atau
massa rakyat.
8.
Mendorong anggota partai dan massa untuk
secara sadar melawan praktek-praktek
tidak sehat / tidak benar dan melawan
bentuk-bentuk pelanggaran kriminal dan illegal.
Ada tiga (3) aspek
pentingnya kader pengurus basis adalah sebagai berikut:
1.
Kader pengurus partai basis menjadi alat
terdepan partai dalam mengurus kaderisasi. Kader-kader terbaik dapat diikutkan
dalam pelatihan atau pendidikan partai di sekolah partai lokal dan terus yang
terseleksi akan ikut pendidikan sekolah partai hingga tingkat pusat secara
berjenjang sesuai tingkatan jabatannya.
2.
Pengurus partai tingkat basis sangat
penting karena memberi pengaruh langsung positip atau negatip di tengah
masyarakat. Pengurus partai yang tidak bisa menjadi teladan ditengah
masyarakat, akan berdampak buruk bagi partai.
3.
Komite tingkat basis berfungsi penting
mengaktifkan masyarakat mengurus berbagai kegiatan dan mengatasi masalah lokal
yang ada, seperti soal-soal kegiatan penduduk dan sosial.
III.C.
Posisi Politik Partai Tingkat Basis Dan Anggota
Organisasi partai
tingkat basis ini menjadi inti masyarakat politik China. Oleh karena itu
organisasi tingkat basis terus berkembang dan didukung oleh kader-kader muda
yang profesional dan pintar. Organisasi basis menjadi dasar atau fondasi karir
politik dari kader tingkat bawah menuju tangga karir politik selanjutnya.
Kader-kader muda terdidik didorong untuk mengurus basis partai mulai dari
tingkat ini. Sebagai partai pekerja (working partai) PKC secara berjenjang
melakukan penyaringan untuk membentuk dan meregenerasi kepemimpinan politik
China. Seluruh proses kaderisasi politik di China diawasi oleh Komite Disiplin
partai. Komite Disiplin partai juga ada di semua level kepengurusan partai yang
bekerja secara independen di luar Komite partai. Komite disiplin partai ini
sejajar dengan semacam Badan Kepengawaian Negara China yang merekam dan
mengadiministrasikan pegawai-pegawai negara China. Di tingkat pusat Ketua
Komite Disiplin partai, akan juga menjabat semacam kepala badan kepegawaian
China. Demikian juga ke bawah secara berjenjang Ketua Komite Disiplin partai
juga akan menjabat semacam badan kepegawaian pemerintah lokal.
Anggota partai pada
dasarnya menjadi inti masyarakat politik China, menjadi political nucleus masyarakat China, dan menjadi semacam perwakilan
elektoral masyarakat China yang secara total berjumlah lebih dari 1,3 milyar
jiwa (orang). Oleh karena itu bisa dipahami bila proses masuk anggota partai
relatif ketat (tidak mudah) dan jumlah anggota partai PKC hanya sekitar 86 juta
jiwa atau kurang dari 10% jumlah penduduk. Penerimaan anggota dapat dilakukan
dalam tingkat basis dengan proses yang ketat.
Berdasarkan pengalaman
praktis yang terjadi dalam Komunitas Tangqiao, misalnya proses penerimaan
anggota merupakan proses bertahap, dimana calon anggota harus lulus di semua
tahapan tersebut. Bila calon anggota tidak lulus akan mengulang proses dari
awal. Tata cara perekrutan anggota tidaklah mudah, rumit, melalui seleksi yang
ketat dan calon harus lulus semua tahapan. Secara skematis sebagai berikut:
1.
Seseorang yang berminat menjadi anggota
partai harus secara sukarela mendaftar jadi calon anggota pada komite adalah
pengurus harian (Komite Tetap ) dari badan / dewan pengurus komunitas setempat.
2.
Lamaran tsb akan dibawa ke sidang
komite. Jika komite setuju (dapat menolak) calon akan dilakukan pembinaan
ideologi Marxisme, Mao Tse Tung dan sebagainya selama satu tahun dan kemudian
akan diuji.
3.
Setelah 1 tahun Komite akan melakukan sidang untuk
mengevaluasi apakah seseorang pelamar tersebut telah memenuhi standar pemahaman
ideologi dan kepartaian yang ditentukan partai.
4.
Setelah seseorang dianggap memenuhi
standar kualitas anggota partai, pengurus komunitas atau cabang partai akan membahas
dengan masyarakat lokal atau komunitas tersebut, apakah seseorang tersebut
dapat dianggap baik atau layak (secara sosial) menjadi anggota partai.
5.
Jika seseorang tersebut dinyatakan dapat
diterima sebagai anggota partai, maka akan dilakukan penelitian mendalam
tentang perilaku, misalnya apakah ada krimanalnya, tidak korupsi (bersih) dsb
dan keadaannya selama ini oleh pemerintah lokal dan pengurus partai.
6.
Jika pemerintah dan pengurus partai
menyatakan setuju atau tidak keberatan (ok), maka oleh partai akan dibuat
pengumuman tentang pencalonan orang tersebut selama 7 hari. Bila tidak ada
keberatan dari pihak manapun proses dapat dilanjutkan.
7.
Setelah lulus 7 hari masa keberatan,
Pengurus partai akan mengundang sidang pleno untuk membahas pencalonan seseorang.
Umumnya calon harus lolos dukungan (setuju) minimal 50% dalam pleno tersebut.
Jika disetujui makan yang bersangkutan dinyatakan sebagai calon anggota partai
selama 1 tahun. Dalam masa ini calon anggota harus mengerjakan tugas-tugas yang
diminta partai, turun melayani masyarakat dan sebagainya.
8.
Setelah 1 tahun dan proses berjalan
baik, calon anggota tersebut mengajukan permintaan atau lamaran resmi untuk
dilantik menjadi anggota partai.
9.
Setelah menerima permintaan dari
calon ybs, pengurus partai akan melakukan
sidang pleno, dan ybs melaporkan yang telah dikerjakan selama setahun tersebut.
10.
Dalam sidang pleno pengurus akan
dilakukan proses penerimaan dan voting persetujuan terhadap calon anggota tsb.
11.
Jika lolos atau disetujui, baru dilantik
jadi anggota. Jika tidak lulus maka jika ybs berminat jadi anggota mengulangi
proses kembali.
12.
Pelantikan anggota oleh pengurus partai
/ komite.
Di tiap-tiap komunitas
selalu ada pengurus PKC dan juga ada anggota-anggota partai. Pengurus partai
tingkat komunitas di kota merupakan pengurus partai tingkat basis.
III.D.
Manajemen Partai Dan Sekolah Partai (PKC).
Manajemen partai dan
proses kaderisasi pada dasarnya adalah wujud nyata pembangunan partai. Partai
yang berhasil secara berkesinambungan membentuk kader-kader partai mampu
membangun partai. Jika rekrutmen anggota berbasis pada struktur dan organ
partai, maka untuk pembinaan dan
pengembangan kemampuan kader partai, PKC
bertumpu pada sekolah partai yang ada di level kota / distrik, propinsi dan
sekolah partai pusat (Beijing). Disinilah letak pentingnya sekolah partai. Sekolah partai PKC memiliki 3 fungsi
praktis yaitu: 1. Sekolah partai sebagai pusat pengajaran ideologi partai
(Marxisme-Leninisme, Pemikiran Mao Zedong, Teori Deng Xiaoping / ajaran
pragmatisme, dan pembaruan ilmiah). 2. Sekolah partai sebagai pusat pemikiran
dan pengajaran aktualisasi dan reaktualisasi ideologi dan tantangan praktis
sehari-hari rakyat dan pengelolaan negara. Hal ini dapat disebut sebagai pusat
untuk menjadikan ideologi relevan dengan tuntutan jaman. 3. Sekolah partai
sebagai pusat pengajaran atau sosialisasi keputusan dan kebijakan partai (pusat).
Jadi semua elemen partai memahami keputusan partai dan menjalankan instruksi
partai. Oleh karena itu kita dapat
memahami bahwa setiap kader harus mengikuti pendidikan di sekolah partai
sekurangnya sekali dalam 3 tahun. Pendidikan di sekolah partai juga menjadi
bahan rekomendasi bagi proses promosi jabatan dalam partai.
Prinsip pengelolaan
partai PKC adalah sentralisme demokratis sebagai kelanjutan semangat
revolusioner partai. Semangat revolusi
partai saat ini secara praktis diarahkan untuk memodernisir masyarakat China
secara keseluruhan dan memperbaiki secara terus menerus pengelolaan partai.
Seperti telah disebutkan diatas bahwa
prinsip pengelolaan partai (manajemen) partai adalah melalui sentralisme
demokratis. Sentralisme demokratis ini menekankan prinsip subordinasi pusat
pada struktur partai dibawahnya. Organisasi pusat dan secara berjenjang ke
bawah melakukan supervisi organisasi dan menyelenggarakan proses penempatan
kader sesuai kemampuan dan prestasinya (promosi). Pada dewasa ini, pasca
Kongres ke-18 PKC pada bulan November 2012, penempatan kader juga
memperhitungkan penerimaan dari masyarakat atau seberapa dekat kader tersebut
dengan masyarakat. Sentralisme juga disertai larangan tidak boleh ada melakukan
“pemujaan” kultivikasi individu. Untuk ini juga berarti pembatasan waktu
kekuasaan dalam partai. Oleh karena itu
sejak Deng Xiaoping, sekretaris partai hanya menjabat maksimal 2 x masa jabatan
5 tahun.
( Sebagai catatan,
model ini berbeda dengan cara pengelolaan pemerintahan wilayah yang cenderung
otonom masing-masing daerah, walaupun tetap ada semacam garis besar petunjuk
pemerintahan terutama berkaitan dengan politik, sedangkan pembangunan sosial
ekonomi cenderung otonom masing-masing daerah).
PKC menyampaikan bahwa
manajemen partai sentralisme demokratis merupakan pilihan tepat karena watak
perkembangan dan tujuan yag hendak dicapai masyarakat China. Ada 4 alasan
pentingnya manajemen partai sentralisme demokratis. Pertama, dengan sentralisme
demokratis ini PKC menjadi suatu badan integral, menyatu dan utuh serta
memiliki kekuatan penuh untuk menjalankan dan menyatukan ideologi partai dan
kerja politik partai serta menjaga kesatuan politik organisasi. Dengan demikian
PKC dapat menyusun sistem organisasi
yang kuat, disiplin dan mengorganisir kerja partai di semua tingkatan secara
efektif dibawah kepemimpinan pusat dari atas ke bawah. Kedua, Manajemen ini dapat menjadi alat lebih baik mengorganisir
kesatuan (unity) dan kohesi partai; untuk mengelola hubungan anggota dan
partai, hubungan komite pusat dan lokal, komite pusat dan organisasi basis
(primer), mengelola mayoritas dan etnik minoritas dan antara Kongres nasional
partai dan Komite sentral partai. Ketiga,
sentralisme demokratis merupakan manajemen paling tepat untuk memberikan
kepemimpinan partai dengan menekankan semangat unifikasi yang tinggi pada
organisasi partai pada satu sisi dan memberi ruang kreatifitas individu anggota
partai pada sisi lain. Dengan prinsip
sentralisme demokratis proses musyawarah atau diskusi ditampung, tapi keputusan
dari pusat atau pimpinan. Keputusan seharusnya sesuai realitas sehingga
memastikan keputusan dan kepemimpinan partai berjalan benar (correctly),
efektif dan sesuai kenyataan. Keempat,
dengan sentralisme demokratis kepemimpinan PKC memastikan bahwa, kepemimpinan
partai didasarkan dan dikembangkan secara efektif untuk menjalankan proses
revolusi dan konstruksi China.
Sejauh yang kami pahami
sejak Kongres nasional PKC ke -18 tahun 2012, Komite Sentral PKC mengeluarkan
kebijakan nasional yang harus diikuti oleh kader partai yang secara umum yaitu:
1.
Pengelolaan politik secara nasional dan
lokal atau daerah harus konsisten untuk kepuasan (memenuhi kebutuhan) rakyat. Kerja politik akan berhasil kalau
berdasarkan atau bekerja untuk kepentingan rakyat. Partai hanya bisa memimpin
rakyat, kalau partai berdiri dan mengusahakan kepentingan rakyat, yang secara
umum dirumuskan sebagai usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Dengan bertolak
dari dasar pemikiran tersebut, maka partai atau PKC secara konsisten mendorong
kader hadir di tengah massa rakyat dan memperhatikan kepentingan rakyat.
Seperti ajaran yang disampaikan oleh Chairman Mao, bahwa partai hanya dapat
bertahan apabila memperhatikan kepentingan massa rakyat. Hanya partai yang
berdiri atas kepentingan rakyat yang dapat memimpin rakyat (masyarakat).
Kepentingan harus bertolak untuk kepentingan rakyat. Selanjutnya kalau sudah
berkuasa itu untuk siapa, yaitu untuk rakyat. Namun harus diingat bahwa bahwa
contoh, teladan dan karya nyata partai harus dilihat oleh rakyat. Oleh karena
rakyat melihat apa yang dikerjakan partai untuk rakyat, bukan apa yang
dikatakan partai untuk rakyat.
Partai
menyadari adanya kegelisahan dan kurang puasnya rakyat setelah pesatnya pembangunan
China. Hal ini menjadi tantangan besar saat ini. Untuk itu partai mendorong
kader lebih aktif berbuat nyata dan mengembangkan berbagai organisasi sayap
untuk melayani kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat adalah orientasi mutlak
partai. Partai akan terus dipercaya rakyat, kalau kader-kadernya terlibat dalam
kepentingan rakyat dan mampu mengatasi soal-soal rakyat.
2.
Pimpinan partai harus secara konsisten
melakukan kritik dan otokritik (bercermin) terhadap masalah yang ada,
merumuskan kekurangan dan mencari alternatif kebijakan dan dijalankan secara
konsisten dari pusat sampai tingkat basis. Hal ini tercermin pada semangat
bersama seluruh elemen partai untuk menjawab 4 tantangan, 4 bahaya dan 4
masalah dalam kehidupan sosial politik China.
4 tantangan, 4 bahaya dan 4 masalah tersebut
secara garis besar sebagai berikut:
4 tantangan kader :
1.
Tantangan untuk mengelola kekuasaan
secara baik (karena telah lama berkuasa).
2.
Tantangan untuk lebih terbuka dalam
masyarakat dan politik.
3.
Tantangan ekonomi terbuka (ekonomi pasar).
4.
Tantangan dunia internasional.
4 Bahaya yaitu kader:
1.
Bahaya lama berkuasa (malas bekerja), karena
tidak ada kerjanya pun tetap berkuasa.
2.
Bahaya tidak mampu, tidak kompeten,
tidak profesional memimpin birokrasi / negara.
3.
Bahaya jauh dari rakyat, sangat elitis,
hidup mewah.
4.
Bahaya korupsi.
4 masalah kader :
1.
Masalah kader tidak bekerja, kader omong
kosong.
2.
Masalah Birokrasi rumit, tidak efisien.
3.
Masalah tidak mau kerja keras.
4.
Masalah Komunikasi dengan warga yang
tidak nyambung atau tidak memahami kehendak rakyat, tidak aspiratif.
4
hal inilah yang saat ini juga terus didiskusikan di masyarakat. Bahaya besar
yang mengancam “legitimasi” politik China saat ini terutama ancaman korupsi,
khususnya yang terkait dengan bisnis. Hal ini bisa dipahami karena
perkembangan bisnis di China sudah
sangat besar. Oleh karena itu ada larangan bagi pejabat di China untuk terlibat
dalam bisnis. Isu korupsi saat ini
tampaknya juga membuat gelisah
masyarakat dan pimpinan PKC.
3.
Melalui struktur partai harus dihasilkan
kader-kader partai terbaik, yang kemudian dididik melalui sekolah partai untuk
menduduki jabatan-jabatan tertentu secara berjenjang sesuai prestasi dan lama
pengabdiannya.
Problem saat ini adalah
kurangnya minat lulusan universitas untuk bekerja dan mengurus partai tingkat
basis. Untuk itu partai mencoba mengatasi dengan sistem insentif yaitu: para
lulusan universitas yang telah 2 tahun mengurus partai di tingkat basis dapat
dipromosikan untuk kerja di pemerintahan, atau beasiswa studi lanjut doktoral.
Disamping itu pejabat-pejabat partai akan diprioritaskan untuk peningkatan
karier bagi yang berpengalaman kerja di tingkat basis.
Pembinaan kader ada
empat (4) cara:
1.
Pembinaan
melalui sekolah partai. Sekolah partai ada dari tingkat
pusat sampai lokal/kab/kota. Pejabat-pejabat partai wajib mengikuti pendidikan
secara bertahap dan berjenjang. Kader dalam 3 tiga tahun minimal harus sekali
belajar di sekolah partai. Ketika ada kebijakan baru partai melakukan
sosialisasi kebijakan tersebut secara berjenjang hingga basis dapat memahami
secara relatif sama.
2.
Pembinaan juga dapat dilakukan dengan
pertukaran pejabat daerah, dari pejabat daerah maju ditempatkan di daerah tidak
maju dan sebaliknya.
3.
Partai mengundang profesor-profesor
untuk memberi kuliah-kuliah umum tentang tema tertentu misalnya masalah krisis
moneter global, dan sebagainya.
4.
Pembinaan kader partai melalui
rapat-rapat. Hal ini dilakukan dalam semua tingkatan dimana kader berkembang
melalui diskusi masalah aktual dan cara mengatasinya sesuai doktrin partai:
Ajaran Marxism – Leninism, Mao Zedong Thought, Deng Xiaoping theory dan kajian
ilmiah (scientific outlook).
Contoh untuk pembinaan
kader-kader unggul lulusan universitas di daerah Guochin dan Fushan, pemuda diseleksi secara bertahap dengan
target 3000 orang untuk terjun ke desa
komunitas. Pemuda yang lulus seleksi dibina 6 bulan belajar partai agar
setia ideologi, setia partai dan setia rakyat. 6 yang bulan kemudian belajar (magang)
pemerintahan di tingkat kecamatan / county dan 1 tahun menjadi asisten
kader-kader desa. Bagi peserta yang diterima masyarakat dan baik, dapat dipilih
menjadi komite desa dan dapat berjenjang menapaki proses kaderisasi dan promosi
jabatan. Seorang pejabat pusat dapat memerlukan waktu hingga 40 tahun untuk
dapat jabatan penting. Jika kader partai menjadi pegawai pemerintah, khususnya
di kota, seleksi dan promosi mengikuti
proses pegawai negeri umumnya.
III.E.Promosi
Kader
Promosi kader terbaik
melalui melalui mekanisme seleksi dengan berbagai ukuran atau standar yaitu:
1. Pemahaman
dan loyalitas ideologi Marxisme-Leninisme, Mao Zedong Thought, Deng Xiaoping
Theory dan scientific outlook dan me, memiliki integritas pribadi yang kuat dan
mampu melewati masalah-masalah yang dihadapi. Jadi dilihat kemampuan
ideologisnya dan kemampuan aktualisasi ajaran di tengah perkembangan situasi.
2. Kader
harus yakin terhadap komunisme dan sosialisme dengan karakter China dan
sepenuhnya mendukung dan melaksanakan garis dasar, kebijakan dan keputusan
partai, memiliki semangat reformasi, terbuka, berjasa untuk modernisasi China
dan pekerja keras dalam konstruksi sosialisme China.
3. Kader
harus berpikir bebas, mencari kebenaran berdasarkan kenyataan, kerja dengan
orientasi tepat waktu, memiliki semangat untuk memperbarui , mengaplikasikan
kebijakan partai dengan tepat sesuai realitas tempat dan atau departemennya,
jujur dan mampu bertindak pragmatis, efiektif dan tidak biasa basa-basi /
formalisme, abs dll.
4. Kader
mampu menyelesaikan soal yang dihadapi, semangat mencari jalan keluar (problem
solver), berpengalaman, memiliki kemampuan organisasi, pendidikan yang memadai
dan keahlian yang sesuai dengan pos jabatannya (profesional).
5. Kader
harus taat hukum, bersih dan cerdas serta pekerja keras, memegang semangat
menyatunya massa dan partai, terbuka kritik dan mau mengritik dirinya sendiri
dan tidak pernah terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan.
6. Kader
harus taat dan mengikuti prinsip sentralisme demokratik dan terbuka dan
memiliki relasi yang baik / solider dengan sesama anggota / pengurus partai.
Memiliki kedekatan dengan masyarakat (gaya hidup) tidak jauh dari rakyat atau
diterima masyarakat (uniting with their comrades).
Seleksi
kader merupakan salah satu aspek penting kelangsungan organisai ke depan.
Seleksi kader disamping menggunakan standar ideologi, ketaatan partai seperti
diatas, juga dengan pendekatan ilmiah.
Kader-kader mendatang harus lebih revolusioner, lebih muda, lebih terdidik dan
lebih profesional ( 4 lebih baik: lebih revolusioner, lebih muda, lebih
terdidik, dan lebih profesional).
Untuk
itu dalam seleksi dan promosi kader ada kualifikasi teknis dan pengabdian yang
harus dilalui dan model ini diberlakukan berjenjang. Kualifikasi teknis
itu antara lain:
1. Telah
menjadi anggota partai PKC.
2. Untuk
menjadi kepala daerah (county) semacam distrik harus telah bekerja 5 tahun
dalam pelayanan umum pegawai (public service) dan 2 tahun bekerja pada level
basis / grassroot.
3. Untuk
promosi diatas county kader sudah pernah sekurangnya memegang dua jabatan (pos)
berbeda pada pelayanan umum county.
4. Kalau
promosi berasal dari deputy chief county, kader tersebut harus sudah memegang
jabatan deputy selama minimal dua tahun.
5. Untuk
chief county minimal telah tamat diploma 2 tahun college dan untuk diatasnya
adalah 4 tahun college (semacam S1).
6. Kader
harus sudah pernah mengikuti partai minimal 3 bulan.
7. Berbadan
sehat.
Proses
pemberian jabatan atau promosi
penempatan kader sebagai berikut:
1.
Dalam promosi dewasa ini kader
memerlukan rekomendasi demokratis dari Komite partai setempat. Hasil
rekomendasi ini valid untuk satu tahun. Artinya bila ternyata dalam satu tahun
tersebut tidak mendapatkan promosi atau pos jabatan baru, berarti rekomendasi
habis masa berlakunya.
2.
Untuk promosi kader harus mengikuti test
sesuai lowongan jabatan yang hendak ditempati. Peserta test biasanya lebih
banyak dari jumlah kesempatan posisi yang ada. Test meliputi aspek integritas,
kemampuan, kejujuran dan prestasi kerja bidangnya.
3.
Diskusi preliminary (seperti kontestan
eliminasi) dengan juri dari komite partai diatasnya atau oleh pimpinan komite
saja, sesuai tingkatan pos jabatan yang akan diisi.
4.
Diskusi dan penentuan promosi dilakukan
oleh sedikit orang yang terdiri dari unsur pengelola kader dan Komite partai
atasan dari lowongan tsb, sesuai jenjang lowongan jabatan tersebut. Dalam
pengambilam keputusan sekurang 2/3 Komite partai hadir, dan keputusan
berdasarkan suara terbanyak (majority rule). Jika terjadi perdebatan yang alot,
biasanya keputusan akan ditunda sementara.
5.
Setelah diputuskan kandidat terpilih
diumumkan secara terbuka dalam waktu 15 hari. Bilantidak ada keberatan kader
tsb dapat mengisi jabatannya tsb.
6.
Setelah dilantik , kader menduduki
jabatan tersebut dalam masa percobaan, biasanya sekitar 1 tahun. Bila kader
lulus masa percobaan dapat mengisi post tersebut sesuai ketentuan.
IV.Pembangunan
nasional (negara)
1.
Pembangunan China dengan empat
modernisasi (industri, pertahanan keamanan, pertanian dan ilmu pengetahuan dan
teknologi) telah mengubah China menjadi menjadi maju dan modern. Dengan
pembangunan ekonomi yang menekankan efisiensi telah membawa China yang
bertumbuh tinggi, tetapi menyimpan masalah ketidakadilan dan ketimpangan, antar
daerah timur dan barat, antara yang sangat kaya dan miskin. Hal inilah yang saat ini hendak dijawab
dengan pembagunan besar-besaran di propinsi-propinsi tertinggal dan pembangunan
sosial.
2.
Sejak 1978 hingga saat ini 2012, China
mengalami perubahan yang pesat terutama dalam hal ekonomi. Volume ekonomi terus
bertembuh lebih dari 10% per tahun. Baru dalam 2 tahun ini pertumbuhan hanya
sekitar 8 – 9 %. Hal ini menimbulkan perubahan kontribusi sektor ekonomi dari
semula dominan pertanian begeser ke industri dan kemudian jasa. Demikian juga
perkotaan mengalami perkembangan pesat dari semula hanya sekitar 17,9 % dan
pedesaan 82,1 % pada tahun 1978, saat
ini berubah total menjadi 52,6 % perkotaan dan 47,4 % pedesaan. Kelas sosial
juga berubah. Pada masa lalu kelas sosial masyarakat hnaya kaum elit yaitu
cendekiawan dan pejabat pemerinahan, kelompok tengah buruh dan kelompok bawah
petani kecil. Saat ini kelas sosial berubah menjadi sekitar sepuluh strata dari
elit hingga kelas petani kecil, yang jika dikelompokkan dapat dibagi ke dalam
tiga golongan yaitu elit bisnis, orang kaya raya 2 %, cendekiawan, pejabat
pemerintah dan kelompok swasta (pengusaha)
35 %, dan sisanya sekitar 63 % kelompok bawah yang umumnya terdiri buruh
dan petani. Di samping itu masih ada kelompok-kelompok bagian bawah (miskin)
yang kondisinya sangat miskin.
3.
Ketika struktur sosial berubah, maka
kebutuhan masyarakat juga berubah dan konsumsinya pun berubah. Memang
masyarakat telah mengalami kemajuan, tetapi pada sisi lain masih banyak anggoa
masyarakat yang kelaparan. Banyak orang-orang desa yang berpindah ke kota yang
hanya sekedar dapat makan, dan hal ini sangat rawan kelaparan.
Dari
segi wilayah, pembangunan China juga mengalami ketimpangan besar antara daerah
Timur (pantai) yang maju bahkan sangat maju, dibandingkan wilayah-wilayah
tengah dan barat yang masih terbelakang. Daerah-daerah di Timur tingkat
penghasilan perkapita sudah sangat tinggi dan di beberapa tempat telah mencapai
sekitar USD 10,000,- (sepuluh ribu dolar AS). Sedangkan di daerah barat seperti
propinsi Guizhou, Xinjiang, Ganshu, Tibet dan lain-lain GDP perkapitanya
diperkirakan kurang dari USD 2,000,- (dua ribu dolar AS). Problem lain adalah
perbedaan besar antara kota (maju) dan desa yang masih terbelakang. Problem
keempat, adalah problem jarak (gap) antara yang sangat kaya dengan sangat
miskin sangat jauh. Hal ini merupakan problem ketimpangan yang makin parah
(akut) dalam berbagai bidang. Pembangunan China yang semula menekankan cara
efisiensi berhasil membawa kemajuan pesat, tetapi membawa ketimpangan. Jadi
pembangunan ini menimbulkan masalah baru ketidakadilan dalam masyarakat.
4.
Untuk menjawab persoalan ini, pemerintah
China membuat prioritas pembangunan dengan mendorong pembagunan infrastruktur
dan lapangan kerja di bagian tengah dan barat China. Pemerintah gencar
investasi di bagian barat dan tengah dan mendorong BUMN menanam modalnya untuk
ekploitasi sumber daya alam (SDA) di China bagian barat dan tengah, sekaligus
membuka lowongan kerja. Pemerintah pusat menambah anggaran untuk daerah
tertinggal tersebut.
Pemerintah
membuat program proritas penanganan sosial mencakup : pendidikan, asuransi,
kesehatan dan menghidupi orang lanjut usia yang makin banyak. Disamping itu
pemerintah terus mendorong perbaikan lingkungan kerja seperti pembuatan kontrak
kerja yang pasti, peningkatan upah buruh dan memperbaiki kehidupan sosial
berbasis pada masyarakat serta membuat kursus atau pelatihan-pelatihan pemuda
desa agar lebih siap kerja di perkotaan. Pemerintah membuka lebih luas
kesempatan pelayanan oleh organisasi non pemerintah seperti yayasan-yayasan
sosial. Pemerintah juga memperluas cakupan asuransi kesehatan hingga melayani
hampir 50 jenis penyakit termasuk penyakit berat.
Upaya
pemecahan masalah sosial lain adalah pembuatan unit-unit komuniti di perkotaan
yang lebih kecil. Saat ini komunity bisa mencapai seratusan ribu penduduk, ini
terlalu besar. Mungkin komuniti dibagi menjadi ti komuniti, sehingga
masalah-masalah sosial dapat lebih tertangani di tingkat komuniti. Bila perlu
komuniti cukup 800 – 1000 orang saja.
5.
Usaha untuk pelayanan rakyat juga
diperkuat melalui pemberdayaan organisasi basis dengan menjadikannya sebagai
ujung tombak mengurus masalah-masalahjasa umum seperti fasilitas rumah
(building manajemen), kesehatan, perawatan lansia, pendidikan, pengelolan
lowongan kerja, dan sebagainya. Biaya jasa ini berasal dari subsidi pemerintah
untuk komuniti. Usaha-usaha perbaikan masyarakat ini harus bersandar pada kreatifitas
lokal atau masyarakat setempat. Pengurus komite harus makin dekat dengan
warganya atau rakyat, agar bersama-sama mengatasi permasalahan yang ada. Hal
ini juga merupakan bagian merubah pandangan rakyat bahwa pemerintah tahu
semuanya, dan bisa semuanya. Pemerintah saat ini memiliki keterbatasan. Hal ini
berbeda dengan masa lalu, dengan pembangunan terencana pemerintah menempatkan
pemerintah sebagai agen serba bisa dan mengurusi semua keperluan/ superman.
Namun dengan percepatan pembangunan dan pergeseran ajaran yang lebih menekankan
efisiens, pada dasarnya pemerintah mengakui bahwa kemampuanya terbatas dan
memiliki sumber terbatas pula. Jadi pemerintah memerlukan kerjasama dengan
pihak lain, khususnya masyarakat.
Untuk
memperkuat basis organisasi kemasyarakat bagi pelayanan rakyat pemerintah
mendorong pemberdayaan 4 organisasi yaitu:
1. Organisasi
pelayanan kesejahteraan
2. Organisasi
yang membantu orang-orang lemah (yayasan dsb)
3. Organisasi
jasa pelayan umum rakyat misalnya kebersihan dan lain-lain.
4. Asosiasi
usaha sejenis atau sekalangan untuk meningkatkan kerjasama bisnis.
6.
Di daerah pertanian dan pedesaan usaha
memperbaiki kehidupan masyarakat dengan memperkuat kehadiran kader di tingkat
masyarakat. Mendorong komite PKC lokal makin dekat dengan masyarakat. Untuk
pembangunan pertanian dan penyediaan bahan pangan pada dasarnya pemerintah
memiliki kebijakan bahwa pangan harus dicukupi dari hasil dalam negeri. Untuk
itu pemerintah menetapkan kebijakan : 1.
perlindungan lahan pertanian dengan menetapkan lahan nasional minimal
1,3 milyar mu, tidak boleh kurang dari luas ini. 2. Pelayanan dan jasa
penyediaan pupuk dan bibit unggul serta
alat-alat pertanian subsidi. Modernisasi alat pertanian agar lebih efisien. 3.
Usaha peningkatan produksi, termasuk riset-riset tanaman unggulan di tiap
daerah.
Dalam
pembangunan di pedesaan China, ada hal menarik karena berkebalikan dengan
prinsip landreform yaitu mulai adanya kebijakan akumulasi atau konsolidasi
lahan untuk efisiensi pertanian. Disamping itu bukan hanya konsolidasi lahan,
tetapi juga konsolidasi penduduk dari kampung-kampung terpisah dikumpulkan
untuk efisiensi pelayanan umum, seperti listrik, sekolah, klinik dan
sebagainya.
7.
Perubahan sosial dan informasi yang
relatif lebih terbuka menimbulkan tantangan baru politik dan sosial. Berkaitan
dengan persoalan ini pemerintah (sesuai kebijakan partai) membuat beberapa
kebijakan untuk menjaga kepuasan rakyat pada pemerintah (yang juga berarti
kepuasan terhadap PKC) antara lain:
1.
Oleh karena pembangunan sosial
tertinggal dari pembangunan ekonomi, pemerintah sekarang lebih fokus untuk
mengembangkan pelayanan sosial, termasuk lebih membuka kesempatan partisipasi
masyarakat dalam mengelola masalah sosial.
2.
Membangun jalur aspirasi masyarakat
untuk usulan pembangunan.
3.
Memulai atau mendorong adanya pemilihan
langsung pengurus pada tinkat komunity.
4.
Pembangunan pelayan sosial berbasis
komunity.
5.
Memperbaiki hubungan pemerintah dan
masyarakat dengan cara pemerintah menyerahkan urusan-urusan atau bidang
pelayanan sosial, pelayanan umum yang lebih banyak pada masyarakat. Pemerintah
memberi subsidi biaya pelayanan pada pengurus (komite) komunity.
8.
Sedangkan strategi untuk menjawab
perkembangan tantangan kebudayaan populer dan globalisasi, pemerintah mendorong
pengajaran secara aktual nilai-nilai lama Konfucianisme disamping terus
mengajarkan komunisme China. Saat ini di sekolah juga mulai aktif mengajarkan
konfucianisme yang lebih sesuai dengan modernisasi. Pemerintah juga kembali
menekankan kebudayaan yang makin memperhatikan nilai-nilai keluarga dan
sebagainya. Walaupun memang diakui bahwa kebudayaan populer terus berkembang,
khususnya di kalangan anak-anak muda.
Untuk
menjawab keterbukaan dan partisipasi rakyat, China mendorong keterlibatan
masyarakat dan pengelolaan masalah-masalah lokal dengan biaya dari pemerintah.
Pemerintah juga mulai memperkenalkan pemilihan komite komunitas atau pengurus
9.
Dalam pembangunan sosial pemerintah
membuka kesempatan kepada yayasan-yayasan LSM untuk pelayanan sosial da
diijinkan menerima donasi baik dari pemerintah maupun masyarakat. Pendirian
yayasan dapat diijinkan bila memiliki modal awal 4 juta Yuan RMB (sekitar Rp. 8
milyar).
Catatan:
Strategi ini diluar kebijakan pemberantasan korupsi, yang jika dilihat dari
media massa menjadi salah satu pekerjaan rumah pemimpin China yang baru Xi
Jinping. Pemberantasan korupsi dari sisi pencegahan dilakukan melalui upaya
penegakan disiplin partai.
Jakarta,
28 Oktober 2013,
Andaru
Satnyoto*
*(Dosen
Hubungan Internasional Fisipol UKI Jakarta)